Populasi burung cenderawasih di tanah Papua terancam punah. Para pekerja proyek jalan dan pengusaha hutan di daerah itu sering memburu burung-burung bernilai jutaan rupiah ini, untuk dijual. Masih ada 11 jenis cenderawasih berkeliaran di 13 kabupaten di Papua, namun belum terdata. Suatu saat populasi cenderawasih diPapua bakal punah. Pasalnya, tidak ada pemeliharaan dan perawatan yang tepat, sementara hutan di Papua dari tahun ke tahun terus dibabat. Selain itu penjualan satwa semakin marak saja.
Misalnya para pekerja proyek jalan dan buruh pengusaha hutan, entah karena gaji kecil atau karena apa, sering tidur di hutan untuk menangkap burung – burung itu. Harganya burung cenderawasih yang sudah mati sampai jutaan rupiah di luar negeri, apalagi masih hidup.
Jenis-jenis cenderawasih yang berkeliaran di hutan belantara Papua ada 11, yakniPtilorii Magnificus di Merauke, Cicinurus Regius di Biak, Cicinnurus Magnificus jarang ditemukan kecuali harus menunggu berhari-hari di hutan, Cicinnurus Respublicajuga jarang ditemukan, Paradisae Minor terbanyak di Nabire dan Manokwari,Paradisae Rubrae di Jayapura, Paradisae Apoda di Manokwari. Jenis terakhir ini lebih besar dan bulu-bulu sayap yang indah dipakai oleh perempuan Papua untuk menghias kepala pada pesta adat. Kemudian Paradisae Reggiana di Timika,Lophorina Superba di Manokwari, Seleucidis Melanoleuca di Jayapura dan Sorong dan Pteridophora Alberti di Timika.
Pendataan dan pengawasan burung cenderawasih membutuhkan banyak petugas, banyak dana dan fasilitas pendukung dibutuhkan, dan harus dilakukan serentak, pada waktu yang sama di seluruh daerah. hal ini yang menyebabkan prosespelestarian dan proteksi cenderawasih sangat kurang. Pendataan satwa langka seperti cenderawasih berada di bawah scientific authority, pusat penelitan danpengembangan biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan lembaga-lembaga pemerintah seperti BKSDA dan Taman Nasional.
Memang terasa sangat berat dan sulit untuk menjaganya tetap lestari tapi apakah pemerintah dan kita akan diam saja??? Mungkin anak cucu kita hanya akan mendengar cerita kita dan melihat foto burung surga ini saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar